Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah, negativisme, mutisme, stupor, dan mempertahankan posisi tertentu d. Gejala-gejala negatif gangguan afek seperti: apatis, bicara sangat jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar 3. Harus ada perubahan dalam hidup pasien baik dalam hal perilaku, pekerjaan dan sebagainya.
Pada kasus ini, pasien memenuhi kriteria 2 gejala dimana terdapat Asosiasi longgar, inkoheren, dan irrelevan dan terdapat gejala negatif, yaitu bicara sangat jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar.
Pada pasien didiagnosis sebagai skizofrenia hebefrenik karena sesuai pedoman penatalaksanaan diagnostik gangguan jiwa PPDGJ III pada diagnostik skizofrenia hebefrenik:1,2 1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia 2. Ditegakkan pertama kali pada usia remaja atau dewasa muda onset biasanya mulai tahun 3. Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri solitary , namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis 4.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol fleeting and fragmentary delusions and halucinations. Dorongan kehendak drive dan yang bertujuan determination hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan aimless dan tanpa maksud empty of puspose.
Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.
Penatalaksanaan Dalam kondisi pasien, penanganan yang dapat diberikan yaitu anti psikotik tipikial APG-1 yaitu. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Laporan kasus psikotik 2- Herwina By herwina sabaruddin. Depresi Berat dengan Psikotik By ghreetha sihaloho. Perlu diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit.
Mungkin masalah terbesar dan tersering 8 bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional yaitu gangguan kekakuan pergerakan otot-otot yang disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal EEP. Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus bergerak berjalan setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak dapat beristirahat.
Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik biasanya sulfas atropin bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah atau mengobati efek samping ini. Kemungkinan terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari obat antipsikotik.
Apabila penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik konvensional dengan antipsikotik atipikal. Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian obat-obatan tersebut.
Untuk mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan newer atypical antipsycotic yang efek sampingnya lebih sedikit. Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan antipsikotik atipikal.
Diet dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini. Gejala-gejala ini membutuhkan penanganan yang segera. Terapi perilaku Terapi perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal.
Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan. Terapi berorientasi-keluarga Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif setiap hari.
Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat.
Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Terapi kelompok Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif.
Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia. Psikoterapi individual Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi akan membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien.
Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien. Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan hubungan seringkali sulit dilakukan, pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati.
Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri.
Kehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi. Keluarga Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari keluarganya. Inteligensi Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi yang tinggi akan lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang yang inteligensinya rendah.
Pengobatan Obat memiliki dua kekurangan utama. Kedua antagonis reseptor dopamine disertai dengan efek merugikan yang mengganggu dan serius. Namun pasien skkizofrenia perlu di beri obat Risperidone serta Clozapine. Reaksi Pengobatan Dalam proses penyembuhan skizofrenia, orang yang bereaksi terhadap obat lebih bagus perkembangan kesembuhan daripada orang yang tidak bereaksi terhadap pemberian obat.
Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat 12 ketika muncul pada lanjut usia lansia karena menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya. Maslim, Rusdi dr. Waham Kelompok ini ditandai secara khas oleh berkembangnya waham yg umumnya menetap dan kadang-kadang bertahan seumur hidup. Waham dapat berupa waham kejaran, hipokondrik, kebesaran, cemburu, tubuhnya dibentuk secara abnormal,merasa dirinya bau dan homoseks.
Tidak dijumpai Gangguan lain, hanya depresi bisa terjadi secara intermitten. Onset biasanya pada usia pertengahan, tetapi kadang-kadang yg berkaitan dgn bentuk tubuh yang salah dijumpai pada usia muda. Isi waham dan waktu timbulnya sering dihubungkan dengan situasi kehidupan individu, misalnya waham kejaran pada kelompok minoritas.
Terlepas dari perbuatan dan sikapnya yang berhubungan dengan wahamnya, afek dan pembicaraan dan perilaku orang tersebut adalah normal. Waham ini minimal telah menetap selama 3 bulan. Diagnosis Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia ; Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda onset biasanya mulai tahun.
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri solitary , namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk 14 memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan : Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri solitary , dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan; Afek pasien dangkal shallow dan tidak wajar inappropriate , sering disertai oleh cekikikan giggling atau perasaan puas diri self-satisfied , senyum sendirir self-absorbed smiling , atau oleh sikap, tinggi hati lofty manner , tertawa menyeringai grimaces , mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau pranks , keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang reiterated phrases ; Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu rambling serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol fleeting and fragmentary delusions and hallucinations. Dorongan kehendak drive dan yang bertujuan determination hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan aimless dan tanpa maksud empty of purpose.
Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar cocok bagi pasien. Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan merupakan terapi obat-obatan pertama yang efektif untuk mengobati Skizofrenia.
Terdapat 3 kategori obat 15 antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu : antipsikotik konvensional, newer atypical antipsycotics, dan Clozaril Clozapine. Antipsikotik Konvensional Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik konvensional.
Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain : 1. Haldol haloperidol 5. Stelazine trifluoperazine 2. Mellaril thioridazine 6. Thorazine chlorpromazine 3. Navane thiothixene 7.
Trilafon perphenazine 4. Prolixin fluphenazine Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical antipsycotic. Pertama, pada pasien yang sudah mengalami perbaikan kemajuan yang pesat menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti.
Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama long acting dengan interval minggu disebut juga depot formulations. Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan.
Sistem depot formulation ini tidak dapat digunakan pada newer atypic antipsycotic. Newer Atypcal Antipsycotic Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional.
Clozaril Clozaril mulai diperkenalkan tahun , merupakan antipsikotik atipikal yang pertama. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
Pergantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen. Untuk psikosis reaktif singkat penurunan obat secara bertahap setelah hilangnya gejala dalam kurun waktu 2 minggu - 2bulan. Dosis dimulai dengan 0,5 cc setiap 2 minggu pada bulan 18 pertama baru ditingkatkan menjadi 1 cc setap bulan.
Pambarian anti psikosis long acting hanya untuk terapi stabilisasi danpemeliharaan terhadap kasus skizofrenia. Tindakan mengatasinya dengan injeksi noradrenalin effortil IM Pemilihan Obat untuk Episode Serangan Pertama Newer atypical antipsycoic merupakan terapi pilihan untuk penderita Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan resiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih rendah.
Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan obat lain, para ahli biasanya akan mencoba memberikan obat selama 6 minggu 2 kali lebih lama pada Clozaril Pemilihan Obat untuk keadaan relaps kambuh Biasanya timbul bila penderita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang penderita berhenti minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut.
Apabila hal ini terjadi, dokter dapat menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang efek sampingnya lebih rendah. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya. Hal ini merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer atipycal antipsycotic atau newer atipycal antipsycotic 19 diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya.
Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas gagal. Pengobatan Selama fase Penyembuhan Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang berhenti minum obat setelah episode petama Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien mendapat obat antipskotik Skizofrenia episode selama bulan pertama tetap sebelum mencoba menurunkan dosisnya.
Pasien yang menderita Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit. Efek Samping Obat-obat Antipsikotik Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang lama, sangat penting untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul.
Mungkin masalah terbesar dan tersering bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional gangguan kekakuan pergerakan otot-otot yang disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal EEP. Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus bergerak berjalan setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak dapat beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada tangan dan kaki.
Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik biasanya benztropine bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah atau mengobati efek samping ini.
Kemungkinan terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari obat antipsikotik. Apabila penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik konvensional dengan antipsikotik atipikal.
Untuk mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan newer atypical antipsycotic yang efek sampingnya lebih sedikit. Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan antipsikotik atipikal.
Diet dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini.
0コメント